Blogtour + Giveaway Eleanor & Park oleh Rainbow Rowell dan Fantasious

Rainbow Rowell
Eleanor & Park
Fantasious 
680 halaman
14.2



Blurb
“Aku jatuh cinta seperti ketika kau jatuh tertidur. Perlahan-lahan lalu terjadi begitu saja.” 

Park pikir hal yang menyenangkan yang bisa dilakukannya di dalam bus sekolah adalah mendengarkan The Smiths lewat headphone-nya atau membaca X-Men. Sampai ketika anak baru itu naik ke bus. Rambut gadis itu gila-gilaan, merah terang dan sangat keriting. Dia berpakaian seolah dia ingin orang-orang melihatnya. Kemeja pria kotak-kotak, dengan setengah lusin kalung aneh di leher, dan syal-syal yang digelangkan di tangan.

Anak Asia aneh. Eleanor cukup yakin anak itu orang Asia. Meskipun begitu, sulit memastikan Asia mana tepatnya. Mata anak itu berwarna hijau. Dan kulitnya bagaikan warna sinar matahari yang menembus lelehan madu.


Review
Semuanya berawal ketika Park Sheridan mendengarkan XTC saat ia menaiki bus sekolah pada suatu pagi di musim gugur tahun 1986. Saat Andy Partridge memulai "Then she appeared/ apple Venus on a half open shell", mengambil referensi dari lukisan Sandro Botticelli, The Birth of Venus, Eleanor masuk bus sekolah untuk pertama kalinya. Bukan kebetulan Venus yang Botticelli gambarkan memiliki warna rambut yang sama dengan Eleanor: merah manyala seperti. Sama seperti sang dewi kecantikan, Park belakangan mendeskripsikan Eleanor sebagai cewek terindah yang pernah ia temui. Namun, pada awal pertemuan mereka, keduanya saling tidak peduli meski pada akhirnya secara perlahan mereka mulai membuka hati hingga akhirnya keduanya tak bisa hidup tanpa yang lain.


Eleanor & Park merupakan salah satu buku yang beberapa waktu yang lalu sering bersliweran di akun Goodreads saya, terutama setelah mendapat penghargaan Goodreads Choice Awards tahun 2013 yang lalu. Hype-nya sampai ke Indonesia, dan saya--yang selalu ingin mengikuti tren masa kini karena saya anaknya gaul #dihajar--memutuskan untuk membeli terjemahannya-yang-tidak-boleh-disebut-sampai-saat-ini. Ketika Fantasious memutuskan untuk menerjemahkan Eleanor & Park ulang, dengan penerjemah Prisca Primasari, saya menjadi tertarik. Terjemahan-yang-tidak-boleh-disebut itu masih meninggalkan rasa masam di mulut saya yang berdampak saya menjadi sinis kepada cerita Eleanor & Park ini. Membaca terjemahan ulang Eleanor & Park ini membuat saya mulai paham kenapa orang-orang memilih buku ini menjadi buku young adult terfavorit pada tahun 2013 silam.

Tapi, sulit sekali untuk memberi rating ulang buku yang sudah pernah saya baca, dan karena saya beruntung bisa menjadi host untuk blogtour dan giveaway ini, saya memutuskan untuk memberi rating spesial: 14.2. Hari Valentine. After all, buku ini dipenuhi oleh perasaan cinta yang membara antara Eleanor & Park, sepasang bocah tahun 1980-an yang untuk pertama kalinya merasakan atraksi yang spesial di antara mereka berdua. Bukan instant love--jenis jatuh cinta yang biasanya mengesalkan--melainkan sama seperti yang blurb ini tuliskan: Perlahan-lahan lalu terjadi begitu saja. Mau tak mau saya jadi teringat lagu dari The Swell Season yang berjudul "Falling Slowly". Lagi pula, apalah playlist romantis tanpa "Falling Slowly", meski sebenarnya "Falling Slowly" lagu yang menyedihkan mengenai "sinking boat" dan kerelaan untuk merelakan kekasih pergi. 
“Aku jatuh cinta seperti ketika kau jatuh tertidur. Perlahan-lahan lalu terjadi begitu saja.”
Saat perasaan mereka menguat dan atraksi mereka semakin rekat, perlahan-lahan rahasia Eleanor mulai terbuka, mengenai dirinya yang miskin, ayah tiri yang sangat membencinya, tulisan-tulisan tak senonoh yang ada di buku catatannya, dan bullying yang harus Eleanor hadapi setiap hari di sekolah. Sementara Eleanor berusaha untuk lari dan perlahan-lahan menghancurkan dirinya sendiri, Park berusaha mengumpulkan kepingan Eleanor, tetapi rasanya Eleanor meninggalkan begitu banyak kepingan.

Harus saya akui, untuk tipe orang yang percaya akan adanya cinta, tetapi lumayan skeptis dalam mengakui eksistensi cinta yang membara (karena saya belum pernah mengalaminya #curhat), Eleanor & Park terasa sangat... cheesy. Rowell menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu--yang secara teori seharusnya bisa meminimalkan cheesiness--tetapi Rowell ajaibnya menggunakan sudut pandang orang ketiga ini dengan menggunakan deskripsi yang cenderung berlebihan untuk menggambarkan kerinduan Eleanor dan Park dan bagaimana keduanya sedang dimabuk asmara. Ini membuat saya sedikit bergidik-gidik gembira untuk membacanya. Park mungkin salah satu alasan kenapa Eleanor & Park sangat populer. Cowok menggemaskan, hopeless romantic, dreamy, bisa taekwondo, dan hopeless romantic, dan menggemaskan, dan hopeless romantic, dan berdarah Korea, membuat Rowell sukses meraup pembaca dari para penggemar K-Pop yang sayup-sayup bisa saya dengar teriakannya, "Oppa Park Sheridan!" (Apparently, Korean wave juga tidak hanya melanda Indonesia, tetapi juga Amerika Serikat, jadi sekali tepuk dua lalat untuk Rowell). Namun, syukurlah karena Rowell menyiapkan plot yang penuh kejutan meskipun adegan romantis antara Eleanor & Park cukup memakan banyak porsi di buku ini. Rowell tak hanya mengangkat isu mengenai kisah romantis antara sepasang pemuda dan pemudi yang sedang kasmaran, tetapi isu mengenai kekerasan dalam rumah tangga, bullying, dan body image, jenis-jenis konflik realistis yang semakin cukup sering terjadi dan Rowell menuliskannya dengan cukup baik. 

Satu hal lagi yang membuat Eleanor & Park menjadi buku yang menyenangkan adalah referensi mengenai pop culture tahun 1980-an. Rowell terkadang terkesan show-off  kemampuannya dalam menyelipkan trivia tahun 1980-an, tetapi tidak bisa dimungkiri kalau dekade tersebut meninggalkan sejumlah pop culture yang sangat berpengaruh hingga saat ini. Eleanor & Park dipenuhi dengan referensi musik 1980-an, membuat buku ini menjadi awal yang baik untuk menyelami dunia kehipsteran yang fana: Joy Division, dengan gelombang-gelombang radionya, XTC, Elvis Costello, The Smiths, dan masih banyak lagi. 

Untuk itulah saya sudah menyiapkan tiga belas lagu yang bisa kamu dengarkan sambil membaca Eleanor & Park, yang sudah saya susun secara kronologis sesuai dengan alur yang ada (semoga). Tidak hanya lagu-lagu 1980-an yang disebutkan di buku ini, tetapi sejumlah lagu 1980-an hingga 2016 saya masukkan untuk menggambarkan plot Eleanor & Park yang begitu kaya dan berwarna. 

Songs to Listen to While Reading Eleanor & Park:
XTC - "Then She Appeared"
City and Colour - "The Girl"
The Swell Season - "Falling Slowly"
Modern English - "I Melt With You"
Elvis Costello - "Alison"
How To Dress Well - "Repeat Pleasure"
Bon Iver - "Skinny Love"
Chairlift - "Crying in Public"
U2 - "With Or Without You"
The Smiths - "There Is A Light That Never Goes Out"
Joy Division - "Love Will Tear Us Apart"
Phoenix - "Run Run Run"
Volcano Choir - "Byegone"


Giveaway
Sekarang waktunya giveaway yay! Ada satu buku Eleanor & Park buat peserta dengan jawaban yang paling menarik. Nah, seperti yang sudah kamu baca dari review di atas (kalau bisa dibilang review yha wkwk), Eleanor & Park ini sarat dengan nuansa 1980-an yang sangat kental, mulai dari kehidupan sehari-hari, sampai ke kultur popnya. Sepertinya tahun 1980-an itu menyenangkan, ya. Nah, pertanyaannya, kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu

Tapi buat bisa jawab pertanyaan itu, ada syarat-syaratnya dulu nih! 
1. Follow akun Twitter Fantasious di @fantasiousID atau Facebook fanpage Fantasious atau Instagram Fantasious, bebas mau pilih yang mana, asal jujur ya. Saya tidak tahu, tetapi Yang Di Atas mahatahu #jengjeng
2. Follow akun Twitter saya di @daniel_dian atau blog saya ini, tetapi ini opsional. Enggak bakal memengaruhi kesempatan buat menang, tetapi mungkin bisa menambah pahala.
3. Yang wajib adalah nge-share tautan blogtour dan giveaway ini ke media sosial yang kamu punya (Twitter/Facebook/Instagram) biar semakin banyak orang yang tahu. Sekali lagi saya enggak minta di-mention, tapi minta kejujurannya sahaja.
4. Dengerin playlist di atas yha wkwk. Opsional ding.  
5. Tulis jawaban kamu di kolom komentar dengan menyebutkan nama lengkap, media sosial yang kamu gunakan untuk nge-share tautan blogtour ini, dan juga tentu saja jawaban kamu.

Jawaban kamu saya tunggu paling lambat sampai hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 23.59. Pengumuman pemenangnya bakalan saya kasih tahu lewat Twitter saya, hari Senin, tanggal 16 Mei 2016, seiring dengan perpindahan tongkat estafet blogtour ini ke Jane Bookienary.

Previous
Next Post »

33 komentar

Write komentar
Humaira
AUTHOR
9 Mei 2016 pukul 10.50 delete

Nama Lengkap : Humaira
Twitter : @RaaChoco
FB : Humaira Balfas


Kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu. 


Ke tahun 1984. Itu adalah tahun dimana kedua orang tuaku menikah. Menyaksikan mereka bersatu dalam sebuah ikatan yang sah dan diridhoi untuk membangun sebuah keluarga. Melihat cinta dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka, juga mendoakan mereka untuk selalu bersama dan bahagia selamanya :) :) :)

Reply
avatar
Maila
AUTHOR
9 Mei 2016 pukul 13.06 delete

Maila'ul izza annabiila | @mailaul di semua sosial media
https://twitter.com/mailaul/status/729550692499652609

Bila bisa, saya ingin kembali ke sekitar tahun 1982 saat gaya fashion Putri Diana sedang hip. Trend Yuppie atau seperti orang kantoran dengan gaya minimalis sangat menggoda mata saya,hehe.

Di tahun itu pasti sangat seru meskipun mungkin di beberapa negara dan beberapa orang hanya berani main aman di warna netral saja. Tapi tetap saja rasanya pasti menyenangkan.

Saat ini tren Yupie ini belum menjadi hip lagi mengingat akhir-akhir ini industri kreatif sedang ramai disana-sini yang membuat karyawan atau pekerjanya lebih memilih memakai pakaian bebas sesuai style mereka sehingga Yupie atau pakai kantoran mulai agak ditinggalkan.

Jadi, jika saya bisa kembali atau merasakan hidup di tahun 1982 pasti sangat-sangat menyenangkan. Cuci mata melihat gadis-gadis cantik memakai blazer atau laki-laki muda dengan celana pensil lurus dengan rambut tertata rapi. Hhh, membayangkannya saja sudah membuat saya ngiler dan pusing :3

Reply
avatar
9 Mei 2016 pukul 13.30 delete

Nama: Shinta Amelia
Twitter: @S130596
Link share: https://twitter.com/S130596/status/729555336831500288?s=09

Hai, kak Daniel ... lumayan sulit juga yha pertanyaannya hahaha *ditoyor*

Kalau punya mesin waktu saya akan memilih kembali ke jaman Indonesia tahun 82-an. Kenapa???

Kalau kata mbah gugel dan kata mamak saya, mah, awal-awal tahun 80an atau yang lebih dikenal sebagai era-nya Soeharto itu walau menimbulkan banyak kontroversi tetapi memang harus diakui kalau nyatanya hidup dijaman itu memang lebih tentram, tenang, damai dan jauh lebih indah dibandingkan dengan jaman sekarang. Apalagi hidup di kota jakarta yang semakin kesini semakin semrawut saja, pasti siapapun merindukan dan ingin kembali ke masa-masa tahun 82-an dimana jalanan Jakarta masih lebar-lebar dan tidak macet sama sekali, bahkan mobil dan motor yang berlalu lalang pun masih sedikiiiiiit banget jumlahnya sehingga menjadikan udara tidak terlalu intens disesaki oleh polusi dari asap kendaraan. Huhu, kayaknya enak ya hidup di jakarta pada jaman itu, apalagi katanya dulu itu juga ibu kota masih terlihat sangat rimbun dan teratur (kota pinggiran seperti Bekasi masih berupa sawah-sawah nan hijau dan tidak tercemar polusi).

Saya ingin kembali ke tahun 82, ingin menyaksikan dan menikmati pemandangan anak-anak kecilnya yang bebas berlarian kesana kemari karena memang pada jaman itu masih banyak tanah kosong dan lapang (yang sekarang sudah dijadikan rumah, toko atau bangunan lainnya) tanpa takut pada bahaya yang mengintai, seperti banyak kendaraan bermotor yang melintas atau bahaya lain yang ada di luar rumah (tahu kan, sekarang marak banget kasus penculikan dan sexual harassment pada anak-anak).

Banyak sekali perbedaan hidup di jaman awal 80an dengan sekarang yang membuat saya kepengin hidup di jaman itu terlepas dari kondisi ekonominya yang katanya lebih stabil, sejahtera dan kebutuhan hidup masih sangatlah murah. Kemajuan teknologi jaman sekarang memang mempermudah segalanya, tetapi membuat kita kehilangan banyak momen indah seperti, masa kanak-kanak yang menyenangkan bermain permainan tradisional yang mana di jaman sekarang semua itu sudah semakin terlupakan. Anak-anak lebih memilih 'ngandang' di rumah, nonton tivi, main game komputer/ps bahkan update socmed! Haaah.

Di era 82-an kayaknya juga segala sesuatunya terasa lebih tulus dan lebih banyak quality timenya yaa... tidak seperti sekarang yang tujuan berlibur saja sudah diubah esensinya menjadi ajang buat 'pamer' kehidupan 'wah' di social media. Huhu, saya mau dong dirayu pacar pakek permen davos sambil dengerin lagu-lagunya Chrisye, kayaknya cute dan lebih berkesan yha dibandingkan diberi bucket mawar seharga 150ribu yang mainstream banget itu. Kenangannya mungkin akan terus melekat dihati hingga kini---dan bukan cuma sekedar melekat di instagram, ask.fm, ataupun seperti di jaman sekarang ini. Hidup di jaman itu juga mungkin memiliki kebanggaannya dan gengsinya tersendiri, karena dari segi prestasi olahraga, Indonesia saat itu menjadi rajanya se-Asia. Sedang jaya-jayanya dan tidak terpuruk seperti sekarang. Dalam dunia perfilman prestasi puncak film-film nasional juga adanya di era tahun 1980an itu. Ahhhh pokoknya saya pengin banget deh mundur ke jaman itu, jaman dimana nintendo masih dilabeli sebagai barang yang sangat mewah, sony walkman sedang ngehitz-ngehitz-nya dan radio menjadi primadona. Wkwkwk.

Terima kasih, giveawaynya! Btw, itu rating E&Pnya sweet amat pake lope-lope šŸ˜‚

Reply
avatar
Sulhan Habibi
AUTHOR
9 Mei 2016 pukul 19.26 delete

Nama : M. Sulhan Habibi
Twitter : @SulhanHabibi
Link share twitter : https://twitter.com/SulhanHabibi/status/729644923771723776

Pertanyaannya:

kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu?

Aku akan memilih tahun 1987.
Alasannya memilih tahun tersebut adalah karena 1987 adalah tahun aku dilahirkan (ketahuan umur deh. hehehe...)

Aku ingin kembali tepat pada saat aku dilahirkan. Aku ingin melihat diriku yang pertama kali terlahir ke dunia ini.
Seperti apa rupaku?
Apakah proses kelahiranku lancar?
Seberapa kencang kah aku menangis?

Aku ingin melihat dan merasakan cuaca seperti apa ketika aku dilahirkan.
Aku ingin menikmati semilir angin dan sengatan sinar matahari pagi ketika aku menangis untuk pertama kali (note : aku tahu dari cerita orang tuaku bahwa aku dilahirkan pada pagi hari sekitar pukul 7 pagi)

Aku juga ingin melihat ekspresi kedua orang tuaku melihat aku akhirnya lahir ke dunia. Melihat ekspresi kakak-kakakku dengan lahirnya adik mereka.
Aku ingin melihat raut kebahagiaan di wajah ayah dan ibuku.
Aku ingin melihat bagaimana aku disayangi.
Aku ingin melihat bagaimana aku digendong dan disusui untuk pertama kalinya.

Aku juga ingin melihat bagaimana aku belajar merangkak dan berdiri pertama kali. Pokoknya aku ingin melihat diriku sendiri sampai menjelang umur 1 tahun.
Aku ingin meresapi arti kelahiranku, kehidupanku yang baru saja dimulai.

Dengan melihat diriku hadir pertama kali di dunia ini, barangkali aku akan lebih menghargai hidupku ini dan melaluinya dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan.

--

Terima kasih atas kesempatan GA-nya.
Wish me luck...

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 05.58 delete

Nama : ignasia ruvina
Akun twitter : @ignasiaruvina
Jawaban : sebenarny aku gak tau sih mau pergi kemana denganvmesin waktu tersebut di antara tahun 80-an karena menurut saya tidak ada tahun yang terlalu menarik perhatian saya saat itu. Selain karena saya kelahiran tahun 99, dan papa mama nikah tahun 98, saya juga gak tau apa aja yang terjadi di antara selang waktu tersebut. Namun jika benar-benar mesin waktu itu ada dab option nya hanya di sekitar tahun tersebut, saya pengen pergi ke tahun 1989, kenapa? Karena saya pengen liat jaman pemerintahannya Bapak Soeharto seperti apa. Di tahun 1989, pemerintahannya Bapak Soeharto masih agak stabil, walau terjadi banyak kasus seperti penembakan misterius (petrus), penghilangan orang secara misterius pula, namun belum ada demo atau kerusuhan seperti di tahun 1998. Lalu katanya di tahun tersebut pula, Malaysia telah berhasil membuat tiang bendera setinggi 100 m(?), nah... aku juga penasaran pengen liat tuh, jadi selain pengen mengenal masa pemerintahan Bapak Soeharto, aku juga pengen liat tiang bendera setinggi 100 m(?) itu. Selain itu... aku juga pengen ketemu sama mama dan papa yang kemungkinan di tahun itu belum saling mengenal atau mungkin sudah? Saya kurang tau tapi pengen liat aja kehidupan mama dan papa di tahun itu kayak gimana.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 11.19 delete

Wulaningtyastuty
Twitter : @tyas_ning

Pengen ke tahun 1984 kenapa? Aku nggak tahu apa yang terjadi di tahun itu tapi menurut aku di tahun itu banyak anak-anak dan warga lain yang selalu gotong royong pokoknya kebersamaannya masih terasa (mungkin) beda dengan sekarang. Sekarang mah udah jadi generasi nunduk. Dimana di jalan semua pada nunduk ngeliat smartphone mereka. Kalau dulu kepedulian diperlihatkan langsung lah sekarang kepedulian hanya sekedar like (y) ya walaupun masih ada beberapa tapi mungkin hanya minoritas

Reply
avatar
N
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 11.21 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
N
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 11.22 delete

Nama : Nur Rachmawati Z
Twitter : @ombakbintang
Jawaban : Jika bisa kembali aku akan memilih ditahun 1987, ditahun itu Taman Mini Indonesia Indah meraih Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation. Merasa banga sekali karenanya, menjadi ingin tahu apa yang membuatnya mendapatkan penghargaan itu juga perubahan yang ada selama sekian tahun. TMII yang dulu saat masih sd dengan bangga ku ceritakan pada teman-teman kalau aku bisa masuk ke keong mas ( maklum anak kampung baru kejakarta dulu. Hehehehe)

Reply
avatar
Nunaalia
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 16.07 delete

Nama: Aulia
Twitter: @nunaalia

Jawaban:
Tahun 1989 saat aku memulai persahabatan dengan ketiga sahabat kecilku, dan kami menamai grup kami 4 serangkai. Kami duduk di satu kelas yg sama dan juga tinggal di komplek perumahan yg sama. Kami selalu belajar dan bermain bersama, sampai salah satu sahabat kami harus pindah karena ikut orangtuanya ke Bandung.

Sekarang sudah lama sekali aku tidak ketemu dengan ketiga sahabat kecilku itu karena jarak dan juga kesibukan kami masing-masing. Aku berharap bisa berkumpul bersama mereka lagi dan memutar kembali kenangan kami saat masih SD dulu :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 16.28 delete

Arie Pradianita | Twitter: @APradianita

1986, karena orang yang saya sayang dan cintai lahir pada tahun tersebut. Saya sangat merindukannya dan ingin bertemu dengannya lagi, namun 25 Desember 2015 dia (tunangan saya) meninggalkan saya untuk selamanya karena kanker otak. Saya tahu bahwa kematian adalah hal yang tidak dapat kita hindari, karena setiap makhluk hidup pasti akan mengalaminya, tapi waktu kapan kita meninggal tidak ada yang tahu, cepat atau lambat kematian itu pasti datang. Berbanding terbalik dengan kesetiaan, ketika saya menyayangi seseorang siapapun dan apapun hal yang bisa memisahkan kami pasti akan kami jalani dengan ikhlas meskipun kematian sekalipun. Terkadang saya berpikir, buat apa saya memikirkan dan mencintai orang yang sudah meninggalkan saya? Banyak hal yang saya sia-siakan untuk menunggu hal yang tak pasti. Kalau misalkan kamu ditinggalkan seseorang yang kamu sayangi dengan alasan dia lebih memilih orang yang dia sayang dibanding kamu, tapi apakah kamu pernah berpikir jika keadaannya adalah kamu ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh orang yang kamu sayang? Dia meninggal, bukan karena dia berpaling dari kamu tapi karena tugas dia di dunia telah selesai. Jadi, sedih lagi sekarang pas ngetik jawaban ini.. :(

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
10 Mei 2016 pukul 20.44 delete

nama: Khoirun Nisa'
twitter: @khoirvnisa

Kalo disuruh milih pingin kembali ke tahun antara 1980-1989 yang sesungguhnya nggak ada hubungannya sama sekali sama saya karena saya lahir tahun 90-an, saya bakal cap-cip-cup mencoba untuk ke tahun 1988 heheheh. Alasannya adalah karena baru-baru ini saya sedang tergila-gila sama drama berjudul Reply 1988 yang menggambarkan kehidupan di Korea pada tahun itu. Oleh karenanya, saya pingin ngrasain juga gimana dan apa yang terjadi di Indonesia di tahun tersebut.

Wish me luck enough this time ;D

Reply
avatar
Indriani
AUTHOR
11 Mei 2016 pukul 11.41 delete

Indriani | @ryanie31
Link Share : https://twitter.com/ryanie31/status/730226954838761472

1980.

Konon katanya, seorang nenek jauh lebih menyayangi a.k.a membela cucu-cucunya daripada anaknya sendiri. Aku tidak dapat membuktikan pernyataan tersebut benar atau tidak, karena aku lahir setelah tujuh tahun kepergian nenek. Nenek yang biasa disebut Mbah Putri oleh keluarga pihak Ibu hanya kukenal sosoknya melalui cerita-cerita. Kebaikan serta kelembutan hatinya pada semua cucu yang dia miliki tidak dapat aku rasakan sendiri sebagai cucu terakhirnya.

Jika bisa kembali ke tahun itu, mungkin aku tidak memiliki kenangan lengkap akan dirinya karena dua tahun setelahnya, Nenek meninggalkan kami untuk selamanya setelah berjuang melawan sakit yang lama menderanya. Namun setidaknya, aku masih dapat menggenggam tangan dan menatap mata penuh kasihnya yang dia alamatkan untuk keluarganya.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
11 Mei 2016 pukul 21.05 delete

Nama : Daivara R. Wijaya
Twitter : @dairezuki

Kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu.

Tahun 1989, sesuai dengan tahun kelahiran ma fake sister šŸ˜‚ selain kelahiran tahun 1989, dia juga seorang artis terkenal berkat talentanya, bukan karena sensasinya. Dia merupakan penyanyi, pencipta lagu dan pemain film (walaupun hanya beberapa film šŸ˜)

Baru-baru ini, dia juga mengeluarkan album baru '1989' yang berisikan lagu-lagunya yang berjudul Shake it Off, Blank Space, Bad Blood, dan lain-lain. Apakah sudah ketebak? Satu clue lagi deh šŸ˜ dia itu mantan dari manusia serigala tampan yang berperan sebagai Jacob di film Twilight, Taylor Lautner. Dia juga pernah berpacaran dengan Harry 1D, dan sekarang ia merupakan pacar dari Calvin Haris šŸ˜ Yapz, she is Taylor Swift. Ma bias, ma fake sister huhuhu šŸ˜‚ Alasannya, karena aku ingin bertemu dengan Taylor Swift. Tapi karena dia artis yang kelewat terkenal, dan sangat jarang ke Indonesia *sekalinya ke indo malah kehabisan tiket konsernya šŸ˜“* aku ingin mengunjunginya ketika ia lahir, dan aku akan membawa HP-ku untuk berselfie ria. Mungkin jika aku kembali ke masa sekarang, Taylor akan menemuiku dan menjadikan aku sahabatnya *ngarep* kan aku bisa memberitahu ibu Taylor jika anaknya akan menjadi artis terkenal. Ibu Taylor akan memberitahukan hal itu kepada Taylor, dan Taylor akan menganggap-ku sangat keren šŸ˜… *sumpah ini jayus* intinya aku ingin bertemu dengannya, walaupun ketika dia masih kecil. Malah lebih bagus kan? Tidak akan ada antrian untuk foto ataupun minta tanda tangan:v *yaiyalah pan dia masih bayi-_- masih belum terkenal juga*

Sekian, terima kasih:) semoga Park berjodoh dengan-ku dan rak buku-ku yang masih kosong. Sekosong hati ini:v wish me lucky šŸ˜

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
12 Mei 2016 pukul 09.46 delete

Devi Ambar Wati
@ivedvedi

Di tahun 1986, masa Eleanor dan Park dikisahkan. Tahun 1986, dimana tahun tersebut tertera di kutipan reveiw nya kak Daniel....
Seandainya adaloh..., bisakan mengajak saya untuk di tahun itu, tahun dimana mereka berdua dikisahkan. meski mustahil.
Asyik juga, bila bisa bertemu dengan Eleanor..., bagaiman sih karakter nya..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
12 Mei 2016 pukul 11.16 delete

Nama: Anandha
Twitter: @Anandha_Ra

Kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu.

Pengen ke tahun 1980. Nggak tau kenapa milih tahun segitu. Mungkin pengen lihat masa kecil ibu sama bapak kayak gimana. Pengen lihat masa masa kakek waktu masih jadi polisi. Kalau bisa juga pengen lihat Kakak laki-lakiku sebelum dia pergi.

Reply
avatar
12 Mei 2016 pukul 18.32 delete

Nama: Athaya Irf
Twitter: @jeruknipisanget
Link share: https://twitter.com/JeruknipisAnget/status/730719945433042945

Kalau diberi kesempatan ke jaman tahun 1980an, aku milih untuk ke jaman tahun 1982. Karena di tahun itu, posisi semua planet di tata surya pada tahun 1982, terletak pada satu garis lurus. Fenomena seperti itu langka banget dan hanya terjadi sangat jarang.

Kalau kata beberapa artikel astronomi yang kubaca di internet, posisi semua planet di tata surya baru akan terjadi lagi setiap 500 tahun kemudian. Menunggu selama itu melebihi lama menunggu jodoh *ditampol.

Kalau aku berhasil kembali ke masa 1982 itu, aku akan berkumpul bareng astronom dan ilmuwan saat itu untuk mengamati bersama fenomena ruang angkasa itu. Tempatnya mungkin di Italia atau Swiss. :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
13 Mei 2016 pukul 15.52 delete

Kejora Anaphalisia
twitter: @phalisia

Tahun 85, di saat-saat orang berkirim kabar atau pesan kebanyakan melalui surat. Dari bapak, saya tahu, tahun itu adalah permulaaan bapak menjalin dan berkirim surat untuk sahabat pena. Bahkan, setahun kemudian setelah kakak lahir, bapak berkirim surat ke beberapa sapen beliau. Nah, kalau ada di tahun itu, saya ingin merasakan euforia menerima kabar yang ditunggu-tunggu dari teman. Sebenarnya, tidak hanya pada sapen, dulu bapak juga berkirim kabar pada kakek dan nenek melalui surat. Maklum, keluarga bapak tinggal di pulau yang berbeda dengan kami. Bapak sering bercerita bagaimana senangnya beliau ketika Pak Pos datang ke rumah. Saya juga pernah merasakan hal yang sama ketika mencoba bersapen, meski tidak memiliki sapen sebanyak bapak, sih. Kalau ingat masa itu, jadi rindu. Terakhir kali melihat Pak Pos datang ke rumah membawa surat pas masih SD kayaknya. Bahkan, saya masih ingat wajah Pak Pos yang menjadi langganan bapak saya. Wajah sangar, tetapi berkebalikan dengan sifat beliau yang ternyata ramah. Walaupun di saat ini segalanya jauh lebih mudah, tapi ada hal-hal yang jauh berbeda dengan yang dulu. Dulu, sebelum lebaran, bapak pasti ke kantor pos, mengirim kartu ucapan lebaran, yang kemudian saya ikuti. Sayang, sekarang tidak lagi.

Reply
avatar
Yuki Hikari
AUTHOR
14 Mei 2016 pukul 12.52 delete

Nama Lengkap : Nur Hafifah Aini
Twitter : @yuki_yuchan
https://twitter.com/yuki_yuchan/status/731348560071921665

Pertanyaan:

kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu.

Jawaban :

Sejujurnya kalau punya mesin waktu aku pribadi nggak bakalan pernah kepikiran buat kembali ke tahun 80-an. Habisnya di tahun itu aku baru lahir jadi seandainya kepengin memperbaiki hal-hal yang memalukan diri belon bisa dong. xD
So, buat jawab pertanyaan ini aku terilhami dari cerita ibuku beberapa hari yang lalu. Begini cerita ibuku.
Sekitar tahun 1983 ibuku membeli kamera dengan mengumpulkan gaji beliau. Maklum zaman dulu kamera termasuk barang mahal. Apalagi di daerah perdesaan. Dan, kebetulan saat itu sahabat ibuku akan menikah. Dengan percaya diri ibuku bilang ke temannya bahwa beliau menyanggupi untuk memfoto semua aktivitas pengantin. Otomatis teman ibuku merasa senang sekali. Kapan lagi moment bahagianya bisa diabadikan. Yang sekali lagi aku tegaskan tidak semua orang punya kamera, saat itu. Ibuku pun bergaya layaknya fotografer handal. Jepret sana. Jepret sini. Ibuku bahagia bisa membantu sahabatnya. Sahabat beliau pun bahagia. Semua terasa sempurna.
Hingga akhirnya ibuku datang ke percetakan poto. Namun, sayangnya semua poto yang sudah dicetak malah hitam semua! Sepertinya ibuku lupa untuk membuka penutup lensa ketika akan memfoto. Namanya juga orang kampung. Ibuku terlalu bersemangat hingga kelupaan.
Ibuku merasa tidak enak pada sahabatnya. Ibuku pun sadar sahabatnya pasti sangat kecewa. Ibuku hanya bilang bahwa fotonya terbakar semua. Beliau bilang sampai sekarang beliau sangat sedih kalau teringat hal itu.

Makanya aku pengin banget bisa datang ke tahun 1983. Hari ketika pernikahan sahabat ibuku itu. Aku kepengen dateng dan pura-pura menjadi tamu undangan. Dan memberi tahu ibuku bahwa penutup lensa pada kamera belum dibuka. Pasti seandainya hal itu bisa terjadi ibuku nggak akan menyesal sampai sekarang. :')

Makasi GA-nya, wish me luck!

Reply
avatar
Melorita
AUTHOR
14 Mei 2016 pukul 13.38 delete

Any Suharyani
Twitter : @person2805
https://twitter.com/person2805/status/731367764879941632?p=v

Jika bisa kembali ke tahun 80an aku memilih kembali ke tahun 86. Ada dua alasan kenapa aku memilih tahun itu.

Pertama, tahun pernikahan orang tuaku. Aku ingin melihat unyu2nya mereka di pelaminan. pengen tahu seperti apa suasana pernikahan di tahun 80an. di pernikahan itu tentu aku masih bisa bertemu keluarga2 yang masih hidup. Alm. kakek dan nenek dari ayah dan ibu, juga tante yang merupakan 'ibu kedua'ku. Pasti sangat menyenangkan jika bisa melihat mereka semua kembali dalam keadaan sehat dan masih muda :')

kedua, karena di tahun 86 terjadi kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah di ukraina yang dulunya masih wilayah uni soviet. Pengen nonton berita kejadian itu. seperti apa ngerinya ledakan yang telah memapar ratusan ribu jiwa di seluruh eropa. Sebagai bagian dr sejarah dunia, ledakan chernobyl tidak boleh dilewatkan dalam tur mesin waktu (jika ada hehe)

Reply
avatar
14 Mei 2016 pukul 15.26 delete

Nama : Yohana
twtter :@MrsSiallagan
Link share : https://twitter.com/MrsSiallagan/status/731399904333987841
saya bakalan pergi ketahun 1985 karna tahun 1985 Ibu saya sedang remaja .Beliau selalu cerita tentang hidup zama dahulu yang sangat sudah dan serba kesulitan .Beliau sering cerita kalau dulu sekolah mereka nggak pakai sepatu , tas sekolah terbuat dari plastik , dan jalan kami mau kesekolah dan pulang sejauh puluhan kilometer , Beliau dan ke 7 adiknya harus bangun pagi2 jam 4 untuk mengambil air minum dari air mata-mata , beliau sehabis pulang sekolah harus mencari kayu bakar sebanyak mungkin supaya bisa memasak , kemudian keladang bersama adik dan orang tuanya .Pulang dari ladang jam 7 malam dan haru sbelajar ketika malam , waktu itu belum ada lampu listrik , jadi lampu sumbu yang diberi minyak tanah lah lampu penerang seadanya .Beliau tidak pernah dikasih uang jajan , saya ingin menyaksikan beliau yang pekerja keras dan ingin membantunya .

Reply
avatar
Kezya
AUTHOR
14 Mei 2016 pukul 20.22 delete

Nama: Kezya Indira
TW: @kezyaindira
Link Share: https://twitter.com/KezyaIndira/status/731464176548253696

Hmmm...kalo ada time machine tanpa ba-bi-bu aku pasti langsung cus ke era 80-an.

Kalo untuk tepatnya tahun 80 berapa aku sih tahun berapa aja mau hehe. Let's say 1983, walaupun di tahun 80-an aku belum lahir tapi aku selalu kepingin banget untuk ngerasain suasana kehidupan di era tersebut. Aku termasuk orang yang suka hal-hal jadul seperti musik, film, fashion, dll. Karena menurutku gak tau kenapa musik jaman dulu tuh lebih, you know, artinya deeper terus taulah love songs era-era 80an walaupun cheesy tapi ngena sekali XD (apalah sekarang musik hacep-hacep *digeplok*)

Aku pengen ngerasain 'fangirlingan' di era tersebut bareng temen-temen yang emang paham(?) mengenai film-film serta artis-artisnya pada tahun tersebut, ya karena di sekolahku jarang banget atau hampir gak ada yang suka film di era-era jadul huhuhu jadi yah fangirlingan sendiri aja sama artis-artis yang sudah menua (my all of the time favs are Richard Gere, the outsiders gangs! EASTSIDE, molly ringwald, winona ryder, dan masih banyak lagi hoho)

Selain itu di tahun itu juga belum secanggih sekarang, masih bisa surat-suratan, main diluar tanpa gangguan si telepon genggam.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 08.48 delete

Kiki Az @DekKiii25

Andai punya mesin canggih yang bisa memutar waktu, maka aku mau memelih tahun 1980an.
.
Di masa itu terjadi peristiwa 'banjir minyak'. Eh, tenang kok, itu cuma istilah. Pengertian sebenarnya adalah pemasokan minyak sangat banyak tetapi permintaan konsumen sangat rendah sehingga harga minyak turun. Nah, yang ini aku demen. Minyak turun, otomatis sembako murah. Apa-apa murah karena biaya distribusi murah.

Kalau naik bus kaya Eleanor and Park, kali aja bisa murah gitu. Mau mudik, murah. Mau makan, murah. Nggak harus makan mie instan melulu di kost, lol. Kantong tetep gendut, orangnya jangan ikut gendut. Semua serba murah, maksudnya semua barang-barangnya murah, bukan orangnya, loh, ya! XD

Fix, ini nggak mirip jawaban, tetapi kaya curhatan anak kos. Tapi semoga menang. Hahahaha

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 09.03 delete

Nisa Rahmah | (twitter) @niesya_bilqis

Saya pengin berada di tahun 1987. Tahun itu ayah saya merantau dari Surabaya ke Samarinda..., saya penasaran aja pengin ngintip gimana prosesnya sampai ayah saya bisa mengeksekusi pilihan hidupnya itu. Katanya, dulu bahkan ayah sempat nginap di pelabuhan karena sudah pamit sama orang sekampung, terus ternyata jadwal kapalnya pas lagi nggak berangkat :D mau pulang malu, akhirnya nginap di pelabuhan dulu sampai ada kapalnya. Jadi kalau ayah saya pulang balik ke kampung nggak jadi merantau kan nggak baka ketemu sama ibu dan nggak mungkin ada saya di dunia ini haha....

Terus di tahun itu juga konon katanya Ayah sama Ibu ketemu, pas lagi nonton voli. Penasaran bagaimana akhirnya mereka ketemu terus memutuskan untuk menikah. Bagaimana cara berkomunikasi orang zaman segitu juga bikin penasaran. Jangankan handphone, telepon rumah saja baru familiar zaman saya SMP (yang mana itu sekitar tiga belas tahun dari lini masa itu). Untuk ketemu atau berkomunikasi aja susah pastinya, mengingat sepeda motor juga hanya dimiliki oleh orang-orang menengah ke atas. Jadi, ayah sama ibu kalau ketemu pinjam motor siapa ya...? Atau naik sepeda? Romantis banget :) Membayangkannya saja sudah bikin senyum-senyum sendiri.

Reply
avatar
Ayuni Adesty
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 13.34 delete

Nama: Ayuni Adesty
Twitter : @ayuniadesty

Mau menjelajah waktu ke tahun 1987. Setelah tanya mbah google ada banyak hal seru di tahun tersebut. Tahun dimana Indonesia berjaya dalam bidang olahraga terutama dalam bidang sepakbola. Indonesia menjadi Juara Umum Sea Games tahun 1987 dengan perolehan 7 medali emas. Timnas sepakbola Indonesia pertama kalinya meraih medali emas sepak bola di ajang SEA Games.
Wiiiih keren nggak tuh?
Di tahun 1987 badminton juga berjaya. Bisa dipastikan ada acara nobar alias nonton bareng pertandingan bulu tangkis ini di rumah pak lurah atau pak RT. Soalnya belum semua rumah punya TV. Pengen ngerasain nonton langsung pertandingan bulu tangkis di stadion. Siapa tahu ketemu jodoh di sana. *curcol
Tahun 1987 film Catatan Si Boy pertama kali liris. Film ngehits yang dibuat sampai 5 judul sekuelnya. Ck ck saingan sama jumlah season sinetron Tersanjung ya? He he...
Unyil juga masih tayang tiap Minggu di TVRI. Hari minggu adalah hari istimewa karena hanya di hari minggu ada tayangan acara hiburan dan film kartun. Jam siar juga lebih lama. Kalau hari biasa gambarnya paling lingkaran bulat warna warni dengan suara seperti tukang kue putu.
Pengen ngerasain dapat surat cinta dengan kertas surat wangi. Pulang sekolah naik sepeda kayuh beriringan kayak Galih dan Ratna *so sweet

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 13.52 delete

Putri Carera | @santicar_

"Kalau kamu punya mesin waktu dan cuma bisa kembali ke masa 1980-an (antara tahun 1980 - tahun 1989), kira-kira kamu bakal ke tahun berapa dan kenapa kamu milih tahun itu?"

Tahun 80an? Waduh saya belum lahir itu bahkan pas saya tanya orang tua saya, mereka masih duduk di bangku sekolah.
Tapi karena di pertanyaannya cuma bisa kembali ke tahun 80-an, saya bakal pilih tahun 1988.

Sebenarnya alasannya hanya gara-gara drama korea favorit saya (judulnya Reply 1988) yang baru selesai nontonnya berapa bulan yang lalu. Tema dramanya tentang keluarga terus mereka merindukan masa-masa tahun 88.
Selain itu, saya juga tahu kalo tahun 88 itu tahun yang penting di korea sana, karena negara korea terpilih menjadi tuan rumah olimpiade musim panas ke 24. Selain itu negara madagaskar tidak turut ambil bagian pada olimpiade masa itu.

Itu semua saya tahu dari drama tersebut. Dari drama itu juga saya tahu gimana rasanya hidup tanpa gadget. Bahkan kalo mau komunikasi harus lewat surat. Kan lucuuu

Jadi kalo saya kesampean naik mesin waktu dan menjelajahi tahun 1988, saya pasti sangat senang ketemu orang-orang yang ramah, jalanan plong tanpa macet, no-gadget, dan polusi masih minim.

Reply
avatar
15 Mei 2016 pukul 16.47 delete

Putu Rini Cipta Rahayu
@rinicipta

Berhubung aku nggak punya memori di tahun 80-an, jadi aku akan menggunakan kesempatan menjelajah masa lalu dengan mesin waktu ke tahun 1989. Tahun tersebut merupakan tahun dimana kedua orang tuaku lulus dari bangku SMP. Mereka masih ada hubungan saudara jauh, SDnya bareng, SMPnya juga bareng walaupun beda kelas. Nah, pas lulus SMP ini mereka mencari sekolah yang berbeda. Nggak tau deh, jaman itu udah cinta-cintaan apa belum, tapi ternyata takdir menuntun mereka merantau ke wilayah yang sama. Sekolah mereka berdekatan, dan sering saling ketemu meski nggak direncanakan *ciee*
Ya gitu deh, intinya pengin kepo-in mereka di masa remaja, apakah mereka sama sepertiku atau berbeda. Gimana ceritanya sampai akhirnya mereka memutuskan untuk hidup bersama? Haha..

Reply
avatar
Crepuscle
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 20.48 delete

Nama : Nur Azizah
Akun : @zaziizza
Saya pengen kembali ke tahun 1989. Pengen melihat langsung dan merasakan pemerintahan oleh pak suharto. Pengen liat langsung kenapa tragedi trisakti bisa terjadi. Hingga sampai tahun ini peristiwa tersebut tetap dikenang.

Reply
avatar
15 Mei 2016 pukul 21.57 delete

Sulis | @peri_hutan

Aku mau kembali ke tahun 1988, tahun di mana aku lahir, wakakakaka. Aku pingin tahu bagaimana suasana di tahun itu, melihat perasaan orang-orang yang aku sayangi ketika diriku lahir ke dunia, bertemu dengan orang-orang yang tidak mungkin aku temui ketika beranjak dewasa, lagu apa yang sedang ngehits, tren fashion apa yang sedang digemari, siapa aktor/tris yang paling digandrungi. Aku ingin lebih mengenal tahun di mana aku lahir, sesederhana itu :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 22.13 delete

Nama: Aya Murning
Twitter: @murniaya

Tahun 1984.

Berhubung aku adalah seorang badminton lover garis keras, di tahun tersebut tim Thomas Cup alias beregu putera Indonesia berhasil bawa pulang kembali the precious Thomas Cup setelah menang secara cukup dramatis dengan skor 3-2 dari Tiongkok di babak final.

Euforianya gila-gilaan banget waktu itu. Ya memang sih aku nggak nonton karena belum lahir juga haha, tapi aku baca berita dan lihat foto-fotonya malah jadi merinding sendiri. Pendukung Indonesia rame banget di KL (tuan rumah). Selebrasi makin gagap gempita karena tahun 1982 tim Indonesia kalah di final dari Tiongkok. Jadi tahun 1984 itu benar-benar ajang pembalasan dendam dan main mati-matian deh. Seorang Hastomo Arbi disebut-sebut jadi pahlawan kala itu karena menjadi satu-satunya pemain tunggal Indonesia yang berhasil rebut 1 poin untuk tim di final, di mana Lim Swie King dan Icuk Sugiarto malah kalah. 2 poin kemenangan Indonesia lainnya dapat dari sektor ganda.

Mumpung sekarang bertepatan sedang berlangsungnya ajang badminton Thomas & Uber Cup 2016 di Kunshan, Tiongkok, 15-22 Mei 2016, aku berharap tim Indonesia dapat mengulangi kemenangan seperti 13x kemenangan yang lalu-lalu oleh para sesepuhnya. Kalau aku bisa kembali ke 1984, ya tujuannya untuk merasakan euforia ketegangan dan kemenangan itu. Tapi aku lebih ingin bisa merasakan euforia ketegangan dan kemenangan itu di tahun ini. Berdoa untuk hasil terbaik bagi tim Indonesia. :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 22.29 delete

Evita MF | @evitta_mf

Duh belum lahir tahun segitu XD
Tapi aku pilih tahun 1989. Tahun segitu kayanya papa mama lagi masa-masa kenalan terus pacaran. Mau apa ke tahun itu, mau ngintipin gimana mereka pertama kali ketemu. Baju apa yang mereka pakai waktu pertama kali ketemu, rok bunga-bunga kah atau kemeja kebesaran kah. Terus apa yang mereka lakukan kalau kangen tapi saling berjauhan, kewartel mungkin, karena tahun segitu pasti belum banyak yang pasang telepon rumah apalagi punya smart phone, atau mungkin saling berkirim surat. Aaaaa romantis.. >.<

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 22.30 delete

Kurnia Dwi Pertiwi
@KDP264

Tahun 1980 -1988
Karena uang indonesia dulu unik-unik banget, bhineka tunggal ika jadi berasa banget. Pernah lihat di halaman fesbuk yang ngepost Bank indonesia pada jaman dulu. Dan gara2 blog ini tema tahun 1980 saya jadi search uang BI, berikut liputannya :D
Selama dekade 1980 an, Bank Indonesia menerbitkan 8 jenis uang kertas yang terdiri dari

Pecahan 1000 rupiah
Bergambar Dr. Soetomo, dengan tanda air Sultan Hasanuddin. Harga UNC sekitar Rp. 15 ribu perlembar.


1000 rupiah Soetomo 1980

Pecahan 5000 rupiah
Bergambar pengasah intan dengan tanda air Dewi Sartika. Harga UNC sekitar Rp. 50.000.


5000 rupiah pengasah intan 1980


Pecahan 500 rupiah
Bergambar bunga bangkai dan bertanda air Jend. Achmad Yani.
Harga UNC sekitar Rp. 5000 perlembar


500 rupiah bunga bangkai 1982

Pecahan 100 rupiah
Bergambar burung dara mahkota dan bertanda air Garuda Pancasila.
Harga UNC sekitar Rp. 2000 perlembar

100 rupiah burung dara 1984

Pecahan 10000 rupiah
Merupakan pecahan tertinggi, bergambar Kartini (mirip dengan pecahan 5 rupiah 1952) dan bertanda air Dr. Tjipto Mangunkusumo. Harga UNC sekitar Rp. 50.000,- perlembar.

10.000 rupiah Kartini 1985


Pecahan 5000 rupiah
Bergambar Teuku Umar, bertanda air M.C. Tiahahu
Harga UNC sekitar Rp. 25000 perlembar

5000 rupiah Teuku Umar 1986

Pecahan 1000 rupiah
Bergambar Sisingamangaraja di bagian depan dan keraton Yogya di belakang. Bertanda air Sultan Hasanuddin, dan berharga sekitar Rp.10000 perlembar UNC

Pecahan 1000 rupiah Sisingamangaraja 1987

Pecahan 500 rupiah
Sebagai penutup dekade 1980 an, diterbitkan pecahan 500 rupiah bergambar rusa, pecahan ini mempunyai tanda air Jend. Achmad Yani dan bernilai sekitar Rp. 5000 perlembar UNC.

Pecahan 500 rupiah rusa

Semua pecahan yang berasal dari tahun 1980 an ini tidak memiliki variasi tanda air maupun nomor seri. Demikian juga dengan harganya, tidak ada satupun yang bernilai sampai ratusan ribu rupiah dan karenanya masih sangat mungkin untuk mengoleksinya dalam kondisi UNC. Ciri-ciri 1000 Rupiah soetomo Tahun 1980:
- Berukuran: 145 x 72 mm
- Di cetak oleh: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Bertanda air: Pattimura
- Ditanda tangani: Rachmat Saleh – Durmawel Achmad
- Nomor Seri: 3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 5000 Rupiah pengasah intan Tahun 1980:
- Berukuran: 153 x 76 mm
- Di cetak oleh: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Bertanda air: Dewi Sartika
- Ditanda tangani: Rachmat Saleh – Durmawel Achmad
- Nomor Seri: 3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 500 Rupiah Bunga Bangkai Tahun 1982:
- Ukuran:140 x 68 mm
- Cetakan: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Tanda air: Jendral Ahmad Yani
- Tanda tangan: Arifin M. Siregar – Sujitno Siswowidagdo
- Nomor Seri: 3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 100 Rupiah Burung Dara Mahkota Tahun 1984:
- Ukuran:135 x 64 mm
- Cetakan: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Tanda air: Burung Garuda Pancasila
- Tanda tangan: Arifin M. Siregar – Sujitno Siswowidagdo
- Nomor Seri: 3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 10.000 Rupiah RA. Kartini tahun 1985:
- Mempunyai ukuran: 160 x 80 mm
- Di cetak oleh: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Tanda air : Dr. Tjipto Mangunkusumo
- Di tanda tangani oleh: Arifin M. Siregar – Sujitno Siswowidagdo
- Bernomor seri: 3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 5000 Rupiah Teuku Umar tahun 1986:
- Memiliki ukuran: 153 x 74 mm
- Dicetak oleh: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Bertanda Air: M.C. Tiahahu
- Di tanda tangani oleh: Arifin M. Siregar – Sujitno Siswowidagdo
- Mempunyai nomor seri:3 huruf 6 angka

Ciri-ciri 1000 Rupiah Sisingamangaraja tahun 1987:
- Ukuran: 147 x 71 mm
- Cetakan: Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
- Tanda air: Sultan Hasanuddin
- Tanda tangan: Arifin M. Siregar – Sujitno Siswowidagdo
- Nomor Seri: 3 huruf 6 angka


Sumber : uangkuno[dot]com

Andai jaman sekarang uangnya seperti itu, mungkin menarik :D

Reply
avatar
Ly
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 22.51 delete

Nama: Leny
Twitter: @Lenny1785

Tahun 1989.
Alasannya karena tahun 1989 adalah tahun terakhir di tahun 1980 sebelum berganti tahun 1990. Aku tidak tau sih apa yang terjadi ditahun itu, karena aku belum lahir kedunia ini. Tapi menurutku feelingku berkesan aja gitu. Dan yang pasti memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan jaman sekarang yang sudah serba canggih dan modern ini.

Reply
avatar
Sanders
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 23.28 delete

Sanders @sanderslie

Tertarik sama tahun 80-an gara gara baca blurb nya Ready Player One yang mengajak pembaca 'back in time' to 80's. Jika harus milih salah satu tahun di 80an, kalau gitu tahun 1983! Karena ditahun itu all Star Wars geeks unite to celebrate the last Star Wars trilogy dimasa itu : Episode VI - Return Of The Jedi! Ga kebayang gimana serunya para geek berbondong - bondong merayakan final movie nya Jedi Master. Selain itu 1983 adalah satu tahun sebelum 1984, yang notabene latar tahun dimana novel 1984-nya George Orwell terjadi. Katanya sih banyak orang yang berpikir "Bagaimana kalau Big Brother akan benar - benar ada di 1984?" Wiiihh yang pasti ngeri banget kan?
Kepingin ngerasain juga pop culture 1983 tuh kayak gimana (selain hype Star Wars ya). The Police ngeluarin hits Every Breath You Take. 2 lagu Michael Jackson, Billie Jean dan Beat It juga mengguncang ditahun itu. Pop culture nya ga kalah pamor deh dibanding sekarang :)

Reply
avatar