Re-Write oleh Emma Grace

Emma Grace
Re-Write
Gramedia Pustaka Utama
256 halaman
7.1

Blurb
Kehidupan Beth Samodro berjalan seperti layaknya gadis berumur dua puluh tahun. Ia kuliah di Sydney. Memiliki keluarga yang sayang padanya. Jatuh cinta luar biasa pada laki-laki yang telah ia kenal sejak sekolah menengah di Jakarta. 

Perjalan hidup Derick Bhrasongko dimulai dari kota Sydney. Ia lahir dan besar di kota tersebut. Ia tak suka pada orang Indonesia. Masa lalu telah mengajarnya untuk membenci gadis lemah yang hanya bisa menganggukkan kepala dan menurut pada orang lain, atas nama cinta. 

Beth dan Rick memiliki latar belakang dan pribadi yang berbeda. Kesamaan di antara mereka hanyalah sama-sama menyimpan rahasia kelam yang membebani langkah mereka saat ini. Kedua manusia yang tak pernah cocok untuk bersama dalam kondisi apa pun. Lalu pada satu persimpangan, jalan mereka bertemu. 

Dan garis hidup berkata lain.

Review
Re-Write adalah pertemuan saya dengan Emma Grace, yang memang dari dulu sudah membuat saya penasaran dengan buku-bukunya, meninjau dari rata-rata rating yang diberikan untuk kedua bukunya. Kalau boleh jujur, saya sudah nyaris kehilangan harapan dengan lini Young Adult ini karena rendahnya rating yang sempat saya berikan untuk buku-bukunya, dan Re-Write ini sedikit membangkitkan harapan saya. Meski enggak membangkitkan-membangkitkan, but I guess it's a good start, anyway

Re-Write mengambil latar tempat Sydney, Australia yang sangat menyenangkan dan asoy geboy. Menceritakan soal Beth Samodro, seorang gadis yang saya kira berusia sekitar 20 tahun (mengingat legal drinking agedi New South Wales adalah 18 tahun dan alur flashback lima tahun yang lalu) yang sering di-PHP oleh Jared, senior satu tahun di atasnya semenjak SMA. Beth yang mencintai Jared, tetapi sang lelaki tidak pernah membalas perasaannya. Meski demikian, karena Beth merasa berutang dengan Jared, ia tidak pernah bisa menolak permintaan lelaki itu. Hingga pada akhirnya, Jared meminta Beth untuk menggantikannya menjadi penulis lepas di sebuah situs fashion bernama FashionSheet. Di sana ia bertemu dengan Derick Bhrasongko yang membenci segala sesuatu berbau Indonesia. Wowowo, ada apakah gerangan dengan lelaki ini? Beth dan Rick hanya memiliki satu kesamaan: sama-sama menyimpan rahasia gelap di dalam hidupnya. Namun, apabila takdir berkata lain, apakah mereka bisa mengingkarinya? #hasik #dandijagonulis #terbitinnaskahdandidong 

Emma Grace surprisingly writes really well. Beberapa gaya narasi dari penulis lokal akhir-akhir ini terasa sangat cringeworthy, tetapi Grace menulis dengan lancar dan seimbang antara show dan tell dan tidak membuat saya memutarkan bola mata terlalu sering. Gaya berceritanya mendayu-dayu, agak sedikit berlebihan buat saya, tetapi masih bisa saya nikmati, dan gaya bahasa bakunya pas banget dengan selera saya. Secara keseluruhan, gaya narasi Grace patut diacungi jempol. Dan untuk itu, saya berterima kasih banyak. 

Latar Sydney-nya juga melebur banget dengan cerita. Ini enggak seperti halaman TripAdvisor yang diselipkan ke dalam cerita, seperti, ehem, buku-buku berlatar luar negeri yang pernah saya baca sebelumnya. Grace tidak berusaha keras untuk menyelipkan landmark Sydney, seperti Opera House atau Sydney Harbour Bridge, misalnya, ke dalam cerita untuk menunjukkan bahwa mereka sedang berada di sini. Mereka hanya berada di kawasandowntown Sydney, tanpa landmark apa pun, tetapi terasa banget suasana sosial di Sydney-nya, dan menurut saya itu malah lebih sukses dalam menunjukkan latar luar negerinya.

Satu-satunya hal yang membuat saya menaikkan rating 7.1 saya adalah plotnya. Konfliknya mengalir dengan mulus, Grace builds up the conflict wittily, tetapi saya belum menemukan sesuatu yang spesial. Secara premis, Re-Write memiliki ide cerita yang sangat sederhana, dan untuk lini young adult, saya sejujurnya mengharapkan premis cerita yang lebih berat dan ekstrem. Re-Write memang sudah terasa seperti bacaan untuk dewasa muda, tetapi saya merasa sayang banget kaum dewasa muda disuguhi dengan cerita yang sangat sederhana seperti ini. Rahasia yang disimpan oleh Beth juga kurang menohok, dan saya malah berharap ada subkonflik untuk masa lalu Rick, yang menurut saya jauh lebih menarik dan menantang. Apalagi Grace menggunakan sudut pandang orang tiga serbatahu, yang membuatnya semakin fleksibel dalam membuat konflik internal antartokohnya. 

Secara keseluruhan, Re-Write tentu saja buku yang bagus buat saya, meski saya mengharapkan banyak konflik yang berat di dalamnya. Tapi mungkin saya yang mengharap terlalu banyak. One thing for sure, though, is that I will definitely pick up Grace's books next time.
Previous
Next Post »