UnWholly oleh Neal Shusterman

Neal Shusterman
UnWholly
Gramedia Pustaka Utama
528 halaman
9.0 (Best Book)

Blurb
Berkat Connor, Lev, dan Risa—dan pemberontakan mereka di Kamp Akumulasi Happy Jack—orang tak lagi dapat menutup mata tentang praktik pemisahan raga.

Pemisahan raga memang dapat membebaskan masyarakat dari remaja bermasalah sekaligus menyediakan organ tubuh yang sangat dibutuhkan untuk transplantasi, namun moralitas perbuatan itu dipertanyakan. Sayangnya, pemisahan raga telah menjadi bisnis besar, dan diminati kekuasaan politik serta perusahaan tertentu, yang bukan hanya ingin melanjutkannya, tapi juga memperluas pesertanya: narapidana dan orang miskin.

Cam adalah produk pemisahan raga; dibuat dari penyatuan organ anak-anak Unwind lain. Dia remaja yang secara teknis tak ada. Frankenstein Futuristik, itu sebutannya.

Selagi berjuang mencari identitas dan makna dirinya, dia bertanya-tanya apakah seseorang hasil penyatuan ulang dapat memiliki jiwa. Dan ketika tindakan seorang pemburu hadiah sadis tak sengaja mempererat takdir Cam dengan takdir Connor, Risa, dan Lev, dia juga jadi mempertanyakan apa arti kemanusiaan itu sendiri.

UnWholly merupakan buku pendamping Unwind. Menantang kita untuk mempertanyakan di mana sebenarnya kehidupan dimulai dan di mana kehidupan berakhir—serta apa arti hidup sebenarnya.

Review
Untuk sebuah biopunk, premis dari serial Unwind ini sebetulnya lumayan sederhana jika dibandingkan denganbiopunk lainnya yang jauh lebih seram rumitnya. Ribofunk, misalnya, yang tentu saja belum saya baca karena saya sudah keder duluan melihat premisnya. Menggabungkan bagian tubuh-tubuh manusia--seperti yang diimpi-impikan oleh para ilmuwan saat ini melalui teknik neurografting--sudah menjadi premis dasar dari sebagian biopunk. Dan meskipun serial Unwind tidak menyajikan biopunk yanghardcore, tetapi serial ini berhasil menggelitik para pembacanya dan mengingatkan mereka bahwa pro-life ataupro-choice enggak hanya sekadar hitam dan putih.

Ditulis lima tahun setelah buku pertamanya, UnWholly masih menceritakan kisah Connor, Risa, dan Lev. Mungkin itu sebabnya juga kenapa terjemahan UnWholly juga butuh lima tahun buat diterbitkan di sini sampai saya udah jadi kakek-kakek. Tapi, meski demikian, Shusterman bukan penulis yang jahat dan tamak. Ia memberikan panduan di bagian awal buku untuk mengingatkan para pembacanya soal cerita Unwind. Ia juga menyelipkan informasi-informasi kunci di cerita. Dan kalau masih lupa juga soal cerita Unwind, saya berkonsultasi dengan Wikipedia untuk menyegarkan kembali. UnWholly juga mengenalkan sejumlah karakter baru dan karakter sampingan di buku pertama yang di-promote jadi karakter utama kayak di serial-serial TV. 

UnWholly masih semenakjubkan buku pertamanya, dan Shusterman seperti sihir piawai meramu jalinan plotnya sehingga UnWholly masih sangat menarik buat dibaca, masih sangat menarik buat dipikirkan. Setelah Connor, Lev, dan Risa lolos dari kamp Happy Jack (dan juga pemisahan raga karena kecacatan mereka), masyarakat bereaksi akan kejadian di Happy Jack dan usia maksimal remaja yang boleh menjalani pemisahan raga diturunkan menjadi tujuh belas tahun. Dan meskipun ketiganya hidup menjadi semacam legenda masyarakat, perjuangan mereka untuk menghentikan pemisahan raga ini berhasil. Tetapi ketika tabir mengenai rahasia pemisahan raga mulai terkuak, ketiganya mendapat bantuan dari orang lain, tetapi juga melawan musuh baru dalam selimut. Plot cerita UnWholly masih seseru jet coaster, dan Shusterman menambahkanlayer baru di ketiga karakter utamanya, membuat mereka menjalani character development yang realistis. 

UnWholly sendiri dipenuhi dengan iklan layanan masyarakat yang satire dan juga, sama seperti di Unwind, cuplikan-cuplikan berita dari internet di masa kini--yang berkaitan erat dengan kejadian di Unwind di masa depan, menjadikan buku ini terasa semakin autentik. Buku ini juga masih membahas mengenai konsep kehidupan, membuat kita berpikir sebenarnya apa yang mendefinisikan suatu kehidupan, mendobrak pikiran dan nllai-nilai moral. Serial Unwind sangat intriguing, dan Shusterman menyederhanakan konsep yang lumayan bikin pusing, menjadi sesuatu yang sederhana tetapi enggak kacangan. 

Mengingat lanjutan UnWholly diterbitkan enggak lama setelah UnWholly, saya juga berharap terjemahannya akan mengikuti jejak yang sama.
Previous
Next Post »

4 komentar

Write komentar
destinugrainy
AUTHOR
24 Mei 2016 pukul 14.58 delete

Unwind aja aku juga sudah lupa ceritanya kayak apa, Dan. Trus belum minat lagi baca UnWholly. Btw, kok kamu nyebutnya buku pendamping? Ceritanya berlanjut kan?

Reply
avatar
Dion Yulianto
AUTHOR
26 Mei 2016 pukul 16.11 delete

Aku sengaja baca Unwind baru Maret kemarin setelah ada info Unwholy mau diterbitkan padahal bukunya sudah dapat sejak tahun 2013 wkwkwk itu pun di kaish Mas Tezar. Duh, setelah baca ulasan ini jadi bingung mau beli Unwholy atau Running-nya Murakami. Trims ya.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
31 Mei 2016 pukul 06.41 delete

UnWholly bagus banget, dan untungnya ada kayak reminder di bagian awal buku. Ini masih lanjutan dari Unwind juga soalnya.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
31 Mei 2016 pukul 06.42 delete

Beli dua-duanya mas Dion :3

Reply
avatar